Siapa bilang dunia pendidikan tidak bisa menjadi ladang bisnis yang menguntungkan? Chang Pyung-Soon adalah contoh nyata bahwa seseorang yang berkecimpung di ranah ini bisa meraih kesuksesan luar biasa dan kekayaan melimpah. Dengan total kekayaan yang mencapai lebih dari Rp18 triliun menurut berbagai sumber yang mengulik tentang perjalanan hidupnya, Chang membuktikan bahwa kerja keras dan inovasi dapat membuahkan hasil yang memuaskan.
Chang lahir pada tahun 1951 di Dangjin, Korea Selatan, dalam sebuah keluarga yang tergolong kurang mampu. Masa kecilnya dipenuhi tantangan, termasuk pengalaman sakit karena kurang gizi, yang membuatnya terpaksa menjalani perawatan medis berulang kali.
Tetapi, kemiskinan yang mengelilinginya tidak memadamkan hasratnya untuk mencapai pendidikan yang lebih tinggi. Ia terus berjuang mengatasi berbagai rintangan demi meraih mimpinya, yang awalnya adalah menjadi pegawai negeri.
Perjalanan Awal yang Penuh Rintangan di Dunia Pendidikan
Setelah menyelesaikan pendidikan sarjana di Yonsei University, Chang bersama ambisi besarnya mengikuti ujian untuk menjadi pegawai negeri. Sayangnya, hasil ujian itu tidak memihaknya; ia gagal dalam upaya tersebut.
Kegagalan yang dialami Chang bukanlah akhir dari segalanya. Sebaliknya, ia menemukan jalan baru dengan mencoba peruntungannya di dunia bisnis, berawal dari menjual kubis. Dari sini, ia mulai menyadari bahwa ia memiliki potensi sebagai seorang pengusaha.
Chang kemudian bekerja di perusahaan penerbitan besar, Woongjin, sebagai tenaga penjualan. Dalam waktu singkat, ia berhasil mencetak rekor penjualan luar biasa yang melampaui capaian tenaga penjual lainnya dalam dua tahun kerja.
Dari Penerbitan hingga Mendirikan Kyowon Group
Berhasil memecahkan rekor tersebut membuat Chang dipromosikan dengan cepat. Dia menjadi pemimpin tim dalam waktu enam bulan dan kepala divisi dalam setahun. Semangat dan talento penjualannya membawanya ke puncak karier yang menanjak.
Setelah merasakan kesuksesan, Chang beranikan diri untuk membuka usaha sendiri. Dia mendirikan Central Education Research Institute di kawasan bersejarah Seoul, Insadong, dengan tiga karyawan saat awal beroperasi.
Dari sana, lahirlah Kyowon Group, sebuah konglomerasi yang tidak hanya berfokus pada pendidikan, tetapi juga merambah ke berbagai sektor lain seperti layanan rumah tangga dan gaya hidup.
Inovasi Dalam Pendidikan yang Membawa Kesuksesan
Salah satu inovasi terpenting Chang adalah memperoleh lisensi Program Kumon dari Jepang. Ia tidak hanya mengimpor konsep yang telah ada, tetapi juga melakukan adaptasi sehingga sesuai dengan kebutuhan siswa Korea Selatan.
Pendekatan ini mendapatkan sambutan positif di kalah pasar pendidikan di Korea Selatan. Kesadaran akan pentingnya melokalisasi kurikulum terbukti menjadi langkah cerdas dalam meraih kesuksesan.
Selain itu, melalui peluncuran Red Pen, Chang memperkenalkan metode pembelajaran yang inovatif untuk balita dan pelajar sekolah. Materi pembelajaran yang ditawarkan memasukkan berbagai elemen dari buku kerja hingga konsultasi dengan guru yang juga merupakan ibu rumah tangga paruh waktu.
Merambah Ke Bidang Wisata yang Tak Terduga
Seiring dengan suksesnya Kyowon, Chang berani mengambil langkah inovatif dengan memasuki industri pariwisata. Ia meluncurkan Kyowon Travel, menggabungkan pendidikan dengan pengalaman wisata.
Meski banyak yang skeptis, menurut mereka bisnis travel jauh dari ranah pendidikan, Chang justru melihat potensi besar dalam perjalanan sebagai bentuk pembelajaran nyata. Pendekatan ini memberikan warna baru di industri pendidikan Korea.
Chang juga memasuki sektor perhotelan, memperluas bisnisnya lebih jauh. Melalui semua inovasi ini, ia bukan hanya menambah sumber pendapatan, tetapi juga membangun reputasi sebagai pemimpin visioner yang berani mengambil risiko.