Riset dan inovasi dari perguruan tinggi memiliki peran penting dalam meningkatkan perekonomian suatu negara. Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie, mengungkapkan bahwa kontribusi universitas terhadap ekonomi nasional sangat besar dan berdampak nyata. Dalam konteks ini, ia menyoroti pencapaian pusat-pusat pendidikan terkemuka di dunia yang dapat dijadikan acuan.
Berdasarkan data, Stanford University, misalnya, menyumbang sekitar 18 persen terhadap perekonomian Amerika Serikat. Hal ini menunjukkan betapa signifikan peranan pendidikan tinggi dalam menciptakan lapangan kerja dan perusahaan baru, yang pada akhirnya memengaruhi perekonomian secara keseluruhan.
Pada acara Pesta Rakyat untuk Indonesia 2025 yang berlangsung di Jakarta, Stella menjelaskan bahwa Stanford menghasilkan nilai ekonomi mencapai US$2,7 triliun per tahun. Ini setara dengan penciptaan 5,4 juta lapangan kerja serta dukungan bagi 40 ribu perusahaan. Data ini menunjukkan bahwa universitas dapat berperan sebagai motor penggerak inovasi ekonomi.
Peran Universitas dalam Pertumbuhan Ekonomi Global
Peran universitas tidak hanya terbatas pada pendidikan, tetapi juga dalam menciptakan inovasi yang mendukung pertumbuhan ekonomi. Stella mencontohkan Massachusetts Institute of Technology (MIT) yang memproduksi nilai ekonomi sebesar US$2 triliun atau setara Rp32 kuadriliun. Hal ini menunjukkan bahwa institusi pendidikan memiliki potensi besar dalam berkontribusi di sektor ekonomi.
Di samping itu, University of Kansas juga menunjukkan dampak signifikan dengan menghasilkan US$7,8 miliar setiap tahun. Universitas tersebut mendukung 88 ribu pekerjaan, menegaskan bahwa pendidikan tinggi memiliki pengaruh yang kuat dalam menciptakan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi.
Secara keseluruhan, kontribusi yang dihasilkan oleh berbagai universitas di AS menyiratkan bahwa pendekatan berbasis riset dan inovasi sangat diperlukan. Stella menekankan pentingnya pemahaman akan model-model ini untuk diterapkan di Indonesia agar dapat berkontribusi maksimal terhadap ekonomi lokal.
Mengadopsi Praktik Terbaik dari Negara Lain
Fenomena yang terjadi di Amerika Serikat juga terlihat di negara lain, seperti China. Di negara tersebut, kluster inovasi berhasil menyumbang 13,4 persen dari total produk domestik bruto meskipun hanya menggunakan 2,5 persen dari lahan konstruksi. Hal ini menunjukkan efisiensi pemanfaatan sumber daya dalam menciptakan nilai tambah ekonomi.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, Tsinghua University di Beijing diakui sebagai salah satu penyumbang utama terhadap pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Praktik-praktik inovatif dari universitas di China dapat menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia.
Membangun ekosistem yang mendukung inovasi di lingkungan perguruan tinggi di Tanah Air menjadi salah satu fokus Stella dan timnya. Ia percaya bahwa Indonesia memiliki potensi yang sama untuk menciptakan dampak signifikan terhadap perekonomian jika langkah-langkah yang tepat diambil.
Pentingnya Riset Lokal dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi
Selama sepuluh bulan terakhir, Stella beserta tim telah mengunjungi 34 universitas di 17 provinsi di Indonesia. Tujuannya adalah untuk mempelajari berbagai inovasi yang dikembangkan oleh para peneliti di masing-masing universitas. Stella mengungkapkan bahwa federasi riset ini membuka wawasan baru untuk melihat potensi lokal yang ada.
Dalam kunjungannya, ia menemukan berbagai inisiatif menarik yang dapat dioptimalkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah. Setiap inovasi memiliki karakteristik unik yang sesuai dengan kebutuhan lokal, dan hal ini dapat dimanfaatkan untuk menciptakan solusi yang relevan.
Menariknya, Stella percaya bahwa kekayaan tidak hanya terletak pada sumber daya alam, tetapi juga pada sumber daya manusia yang ada di seluruh pelosok Indonesia. Hal ini menekankan pentingnya mendukung pemuda dan inovator lokal agar dapat berkontribusi pada kemajuan ekonomi negara.