Boeing Defense tengah menghadapi tantangan dalam mempertahankan hubungan baik dengan karyawan mereka. Setelah ribuan pekerja melakukan unjuk rasa meminta kenaikan gaji, perusahaan berencana untuk merekrut pengganti bagi mereka yang menolak tawaran yang diberikan.
Dari informasi yang diterima, sekitar 3.200 karyawan Boeing telah memilih untuk tidak menerima tawaran tersebut dan memilih untuk melanjutkan aksi unjuk rasa. Dalam panggilan kepada semua karyawan, perusahaan mengungkapkan ketidakpuasan dan langkah rekrutmen mereka sebagai respons terhadap situasi ini.
Wakil Presiden Boeing Defense, Dan Gillian, menyatakan bahwa mereka harus mengambil langkah ini untuk memastikan operasional perusahaan tetap berjalan dengan baik. Hal ini diharapkan dapat menjaga pelayanan kepada pelanggan tanpa ada kendala.
Proses Rekrutmen Karyawan Baru di Boeing Defense
Perusahaan telah mengumumkan bahwa mereka akan mulai mencari karyawan baru dengan spesifikasi yang sesuai untuk posisi manufaktur. Rencana ini merupakan langkah yang cukup berani di tengah ketegangan yang terjadi saat ini.
Pameran kerja yang dijadwalkan pada 16 September mendatang menjadi momen penting untuk menarik kandidat yang tepat. Sebagai bagian dari proses, para karyawan baru tersebut akan mendapatkan pelatihan yang sama seperti yang diberikan kepada rekan-rekan mereka saat ini.
Penyampaian informasi ini melalui email juga menunjukkan transparansi dalam manajemen. Namun, respons dari serikat pekerja menunjukkan bahwa tidak semua elemen dalam perusahaan setuju dengan langkah ini.
Kritik dari Serikat Pekerja dan Ahli Hukum
Langkah Boeing untuk merekrut karyawan baru mendapat kritik tajam dari serikat pekerja. Asosiasi Internasional Mekanik dan Pekerja Antariksa menganggap langkah perusahaan justru akan memperburuk situasi yang ada.
Pernyataan Presiden IAM Internasional, Bryant, menandakan bahwa mereka merasa diabaikan oleh manajemen dan lebih memilih untuk menambah beban kerja daripada berdialog dengan pekerja yang ada. Hal ini menciptakan ketidakpuasan yang lebih dalam di kalangan karyawan.
Ahli hukum tenaga kerja dari Sekolah Hukum Harvard, Sharon Block, menjelaskan bahwa meskipun perusahaan berhak untuk merekrut pengganti, hal ini harus dilakukan dengan mempertimbangkan hak-hak karyawan yang sedang berunjuk rasa. Dalam skenario tertentu, karyawan pengganti bisa di-PHK jika kesepakatan tercapai.
Dampak Aksi Unjuk Rasa terhadap Produksi
Sejak dimulainya aksi unjuk rasa pada 4 Agustus, produksi di Boeing Defense mengalami penurunan yang signifikan. Mereka hanya dapat menjalankan operasional dengan jumlah karyawan yang tidak terlibat dalam serikat pekerja.
Situasi ini dapat memberi dampak negatif tidak hanya pada produktivitas, tetapi juga reputasi perusahaan di mata publik. Hal ini memicu kekhawatiran tentang kemampuan Boeing untuk memenuhi kontrak dan komitmen mereka kepada klien.
Lebih lanjut, selama proses negosiasi yang berlangsung, ketegangan antara manajemen dan karyawan mungkin akan terus meningkat, menambah sisi kompleks dalam hubungan kerja yang ada.