Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, baru-baru ini mengumumkan lonjakan plafon Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi Rp20 miliar. Kenaikan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan sektor UMKM di Indonesia dan mendukung perekonomian nasional.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam konferensi pers tentang Pertumbuhan Ekonomi di Kemenko Perekonomian, Jakarta. Menko Airlangga juga mengungkapkan bahwa KUR ini bersifat revolver, yang artinya dapat digunakan kembali setelah pembayaran, memberikan fleksibilitas bagi pelaku usaha.
Pemanfaatan KUR untuk Pembiayaan Perumahan UMKM
Pemerintah juga meluncurkan KUR untuk pembiayaan perumahan yang ditujukan untuk pelaku UMKM. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya untuk memperluas akses pembiayaan bagi sektor usaha yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia.
Dengan KUR ini, diharapkan UMKM dapat lebih mudah mendapatkan pendanaan untuk perumahan mereka. Ini diharapkan bukan hanya meningkatkan kesejahteraan tetapi juga memberikan dampak positif bagi sektor konstruksi.
Strategi Pemerintah dalam Menetapkan Kuota FLPP
Pemerintah tidak hanya fokus pada KUR tetapi juga mengalokasikan anggaran untuk Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Kuota untuk FLPP tahun ini ditetapkan sebanyak 350 ribu unit rumah.
Menteri Keuangan menjelaskan bahwa program FLPP sudah terealisasi untuk 147 ribu unit rumah. Hal ini menandakan bahwa pemerintah serius dalam menangani masalah perumahan, terutama di kalangan masyarakat berpenghasilan rendah.
Dalam konteks ini, FLPP berperan penting dalam memberikan solusi bagi mereka yang kesulitan untuk mendapatkan akses pembiayaan perumahan. Dengan adanya program ini, lebih banyak masyarakat yang bisa memiliki rumah dengan pembiayaan yang terjangkau.
Dukungan Likuiditas dari Himpunan Bank Milik Negara
Untuk mendukung program perumahan ini, pemerintah bekerja sama dengan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) melalui penyaluran dana likuiditas sebesar Rp130 triliun. Ini merupakan langkah strategis agar program KUR dan FLPP bisa berjalan dengan baik.
CEO Danantara, Roslan Roeslani, menegaskan pentingnya likuiditas ini. Program perumahan bukan hanya menjadi satu bagian yang terpisah, tetapi merupakan faktor kunci dalam mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Dengan dukungan likuiditas yang kuat, diharapkan program ini dapat mempercepat pembangunan perumahan dan meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap hunian yang layak. Upaya ini juga diharapkan dapat memperkuat sektor bangunan yang sering kali menjadi indikator kesehatan ekonomi nasional.