Di wilayah Soloraya, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) mengalami kendala yang cukup signifikan. Masalah utama yang dihadapi para pelaku usaha kecil adalah adanya kredit macet yang berasal dari pinjaman online dan sistem bayar kemudian yang diterapkan di platform belanja online.
Kepala Cabang Bank Tabungan Negara (BTN) Solo, Anita Sapta Purwarini, menjelaskan bahwa banyak permohonan kredit dari pelaku UMKM ditolak akibat adanya catatan buruk dari pinjaman online. Ini menjadi tantangan yang serius bagi pengembangan sektor usaha kecil di kawasan tersebut.
Tidak hanya masalah pengajuan kredit yang tertunda, tetapi juga banyak pelaku UMKM yang tidak menyadari dampak negatif dari keterlambatan pembayaran yang dapat mempengaruhi kelayakan mereka memperoleh kredit. Kesadaran akan hal ini sangat penting untuk menghindari masalah di masa depan.
Penyebab Utama Kendala Penyaluran Kredit di Soloraya
Salah satu penyebab utama terhambatnya penyaluran KUR di Soloraya adalah tingginya angka pengajuan yang terhambat oleh pinjaman online. Pinjol memiliki dampak yang cukup besar pada riwayat kredit peminjam, sehingga menjadi salah satu faktor penentu dalam evaluasi permohonan KUR.
Anita menyatakan bahwa meskipun ada pengajuan kredit yang berhubungan dengan pinjaman online, pihaknya tidak secara otomatis menolak aplikasi tersebut. Jika pemohon dapat menunjukkan bahwa mereka mampu memenuhi kewajiban pinjaman dengan baik, peluang untuk mendapatkan KUR tetap ada.
Selain pinjol, kebiasaan menggunakan sistem bayar kemudian pada platform belanja online juga perlu menjadi perhatian. Keterlambatan dalam pembayaran dapat menambah risiko dan memperburuk riwayat kredit, yang pada gilirannya menghalangi akses terhadap pembiayaan perbankan.
Pentingnya Kesadaran Keuangan bagi Pelaku UMKM
Kepala BTN mengingatkan bahwa penting bagi pelaku UMKM untuk memiliki kesadaran yang tinggi terkait pengelolaan keuangan. Transaksi online yang tidak terencana dapat menjadi jebakan yang membawa masalah keuangan di kemudian hari.
Maka dari itu, pelaku UMKM disarankan untuk selalu memantau kondisi keuangan mereka dan menghindari pengeluaran yang tidak perlu. Disiplin dalam membayar utang termasuk pinjaman online sangat krusial agar tidak terjebak dalam masalah kredit macet.
Kesadaran keuangan yang baik juga membantu pelaku usaha untuk lebih siap mengajukan KUR. Mereka yang memiliki catatan pembayaran yang baik akan lebih mudah mendapatkan akses ke pembiayaan lainnya seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Program KUR dan Komitmen BTN untuk Meningkatkan Penyaluran
Menjawab tantangan ini, BTN mengusung program KUR sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan perekonomian lokal. Hingga saat ini, BTN telah menyalurkan KUR kepada pelaku UMKM di Soloraya lebih dari Rp5 miliar, atau setara dengan 50 persen dari target yang ditetapkan.
Anita menegaskan komitmen bank untuk mempercepat penyaluran KUR dan membuka kesempatan bagi lebih banyak pelaku UMKM. Acara seperti Bale Festival UMKM menjadi salah satu cara untuk mendukung dan mempromosikan program ini secara langsung kepada masyarakat.
Dengan dukungan yang tepat, diharapkan para pelaku UMKM dapat memanfaatkan kredit ini untuk mengembangkan usaha mereka, menciptakan lapangan kerja baru, dan berkontribusi pada perekonomian regional.