Jakarta, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru-baru ini memaparkan rencana ambisius untuk industri pasar modal Indonesia hingga tahun 2027. Dengan Roadmap yang dibuat, OJK menunjukkan optimisme dalam mencapai target-target penting yang diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Dalam pemaparan tersebut, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menjelaskan pentingnya kolaborasi semua pihak untuk mencapai target yang diharapkan. Kontribusi dari berbagai sektor menjadi kunci agar angka-angka yang ditargetkan dapat tercapai demi perkembangan pasar modal Indonesia.
Dengan target kapitalisasi pasar yang diharapkan mencapai 70% terhadap PDB, OJK berkomitmen untuk menjadikan pasar modal sebagai salah satu pilar utama ekonomi nasional. Saat ini, angka kapitalisasi pasar sudah mencapai 63,82%, menunjukkan kemajuan yang signifikan dari waktu ke waktu.
Target Kapitalisasi Pasar yang Ambisius untuk 2027
OJK menetapkan target agar kapitalisasi pasar mencapai lebih dari Rp 15.000 triliun pada tahun 2027. Saat ini, kapitalisasi pasar melampaui Rp 14.130 triliun, namun masih ada sekitar Rp 870 triliun yang perlu dicapai. Hal ini setara dengan peningkatan 6,18% dari PDB yang diperkirakan untuk tahun 2024.
Dari data yang ada, terlihat bahwa pada tanggal 12 September 2025, masih ada kerja keras yang harus dilakukan untuk mencapai angka tersebut. Target yang diusung ini menunjukkan optimisme OJK bahwa perkembangan pasar modal bisa sangat substansial jika didukung oleh berbagai inisiatif.
Kepala Eksekutif OJK menekankan, “Dengan kolaborasi yang baik antara pemerintah, regulator, dan pelaku pasar, kami yakin target ini bakal tercapai dalam waktu yang telah ditetapkan.” Kolaborasi ini menjadi harapan besar agar ekosistem pasar modal semakin berkembang.
Peningkatan Jumlah Perusahaan Tercatat di Pasar Modal
Salah satu fokus lain adalah peningkatan jumlah perusahaan yang tercatat di pasar modal. OJK menargetkan hingga tahun 2027, jumlah perusahaan tercatat akan mencapai 1.100. Saat ini, sudah ada 954 emiten yang terdaftar, sehingga diperlukan 146 perusahaan lagi untuk bergabung.
Pendekatan ini menunjukkan bahwa OJK berkomitmen untuk meningkatkan jumlah emiten dengan berinovasi dan memberikan insentif bagi perusahaan untuk melantai di bursa. Penambahan jumlah emiten juga diharapkan mampu memperdalam likuiditas pasar.
Strategi ini tidak hanya terbatas pada sektor-sektor besar, tetapi juga membuka peluang bagi perusahaan-perusahaan kecil dan menengah untuk masuk ke pasar modal. OJK mengajak pemangku kepentingan untuk menciptakan iklim yang kondusif bagi pertumbuhan jumlah emiten.
Rencana Nilai Transaksi Harian yang Signifikan
OJK juga menetapkan target nilai transaksi harian di pasar modal sebesar Rp 25 triliun pada tahun 2027. Angka ini menunjukkan ambisi dalam meningkatkan likuiditas dan frekuensi transaksi di pasar. Saat ini, nilai transaksi harian masih berada di sekitar Rp 14,6 triliun.
Masih ada selisih sebesar Rp 10,4 triliun yang harus dicapai untuk memenuhi target tersebut, yang mencerminkan tantangan yang dihadapi untuk menggerakkan pasar. Diferensiasi produk dan layanan diharapkan dapat mengundang lebih banyak partisipasi investor.
Inarno Djajadi menjelaskan, “Kami akan mendorong inovasi produk untuk menarik investor ritel agar lebih aktif bertransaksi.” Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan daya tarik pasar dan memberikan nilai lebih bagi semua pihak yang terlibat.
Peningkatan Jumlah Investor untuk Mendorong Pertumbuhan
Target lain yang ambisius adalah meningkatkan jumlah investor pasar modal menjadi lebih dari 20 juta pada tahun 2027. Hingga saat ini, jumlah investor yang terdaftar sudah mencapai 18,29 juta. Dengan angka tersebut, masih ada 1,71 juta orang yang harus dilibatkan untuk mencapai target yang diinginkan.
Peningkatan literasi keuangan menjadi salah satu langkah strategis yang akan diambil OJK. Melalui berbagai program edukasi dan sosialisasi, diharapkan masyarakat semakin memahami manfaat investasi di pasar modal.
Kami juga akan mengadakan kampanye untuk mempromosikan investasi sebagai pilihan yang menguntungkan. Dengan cara ini, OJK berupaya menggerakkan minat masyarakat untuk terjun ke dalam dunia investasi yang lebih luas.
Target Dana Kelolaan yang Mendorong Kekuatan Investasi
Sebagai bagian dari rencana yang lebih besar, OJK menargetkan nilai dana kelolaan mencapai Rp 1.000 triliun pada tahun 2027. Saat ini, angka dana kelolaan sudah mencapai Rp 907,04 triliun, sehingga tersisa sekitar Rp 92,96 triliun yang harus dikerahkan.
Target ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi manajer investasi dan lembaga keuangan yang ada di Indonesia. Peningkatan dana kelolaan berpotensi meningkatkan momentum pertumbuhan ekonomi nasional secara keseluruhan.
Inarno menekankan bahwa hal ini menjadi bagian penting dari roadmap yang ditetapkan dan tidak akan mengalami pengurangan atau penambahan target. Dengan strategi yang jelas dan rencana yang matang, OJK berharap semua pihak dapat berkontribusi dalam mencapainya.