Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan bahwa operasi modifikasi cuaca (OMC) di Jawa Timur akan dimulai pada tanggal 12 September. Sementara itu, OMC untuk Jawa Tengah direncanakan dimulai pada tanggal 13 September, langkah ini diambil untuk mengantisipasi curah hujan tinggi yang dapat menyebabkan bencana.
Tri Handoko Seto, Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, menjelaskan bahwa penyesuaian jadwal OMC telah dilakukan untuk menghadapi perubahan cuaca. OMC bertujuan untuk mencegah dampak negatif dari hujan deras yang diprediksi akan melanda wilayah tersebut.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah memperingatkan bahwa hujan lebat di Bali akibat gelombang ekuatorial Rossby telah berpindah ke Pulau Jawa. Oleh karena itu, OMC dianggap sebagai solusi preventif yang perlu segera diterapkan untuk menjaga masyarakat dari potensi bencana.
Tujuan dan Rencana Pelaksanaan OMC di Jawa Timur dan Jawa Tengah
Pihak BNPB mengonfirmasi bahwa OMC akan dilaksanakan di seluruh Provinsi Jawa Timur. Tujuan utama dari operasi ini adalah agar curah hujan dapat diprediksi, sehingga tidak menyebabkan bencana seperti yang terjadi di Bali.
Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, menyatakan pentingnya kesiapan daerah dalam menghadapi kemungkinan hujan. Harapan tersebut adalah agar curah hujan tidak mengakibatkan bencana banjir yang merugikan masyarakat.
Menurut Suharyanto, gelombang ekuatorial Rossby-Kelvin saat ini telah bergerak menjauh dari Bali, dan fokus harus dialihkan ke Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Koordinasi dengan pemerintah daerah setempat telah dilakukan untuk memastikan kesiapsiagaan masyarakat.
Potensi Ancaman Cuaca Ekstrem untuk Wilayah Lain
Berdasarkan informasi dari BMKG, bukan hanya Jawa saja yang menghadapi ancaman cuaca ekstrem. Wilayah Sumatra bagian selatan juga berpotensi kena dampak serupa, dengan curah hujan yang tinggi diprediksi akan meluncur ke sana.
Penting bagi masyarakat di seluruh pulau untuk tetap waspada dan mematuhi pemberitahuan yang dipublikasikan. Proses modifikasi cuaca ini menjadi salah satu upaya strategis untuk mengurangi risiko bencana alam.
Dalam beberapa hari terakhir, berita tentang curah hujan yang menyengsarakan masyarakat di Bali menyebabkan perhatian lebih terhadap situasi cuaca oleh otoritas setempat. Beberapa wilayah di Bali, seperti Denpasar dan Jembrana, mengalami dampak berat dari curah hujan yang tak henti-hentinya.
Fenomena Gelombang Ekuatorial Rossby dan Pengaruhnya
Gelombang ekuatorial Rossby adalah fenomena atmosfer yang terjadi di kawasan khatulistiwa, yang dapat memicu pertumbuhan awan hujan. Fenomena ini terjadi karena rotasi bumi dan pengaruh gaya Coriolis, yang berpengaruh terhadap pola cuaca global.
Ketika gelombang ini aktif, intensitas dan konsentrasi curah hujan di wilayah yang dilalui dapat meningkat signifikan. Oleh karena itu, pemantauan dan intervensi secepat mungkin sangat penting untuk meminimalisir dampak negatif.
Sementara itu, laporan terkini menyebutkan bahwa tinggi air banjir di Bali mulai menurun, dan genangan di beberapa titik juga menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Namun, masyarakat tetap disarankan untuk menjaga kewaspadaan mengingat perubahan cuaca yang mendadak bisa terjadi kapan saja.