Sebanyak 2.600 penyandang disabilitas dari seluruh Indonesia mengikuti kompetisi yang berfokus pada teknologi informasi dan komunikasi. Acara ini bertujuan untuk mengangkat semangat inklusivitas dan memberikan kesempatan yang sama bagi semua, termasuk bagi mereka yang memiliki keterbatasan fisik.
Menkomdigi, Meutya Hafid, menyatakan bahwa partisipasi ini menunjukkan tingginya antusiasme dalam kalangan anak muda. Lewat kompetisi ini, diharapkan para peserta dapat menggali potensi diri dan berkontribusi dalam perkembangan teknologi di Tanah Air.
Kompetisi ini juga merupakan bentuk komitmen terhadap inklusi digital, di mana semua orang, tanpa terkecuali, memiliki hak untuk menggunakan teknologi. Kegiatan ini rutin diselenggarakan dan diharapkan mampu mendorong kesadaran akan pentingnya digitalisasi di berbagai kalangan masyarakat.
Menjembatani Keterbatasan Melalui Teknologi
Inklusivitas menjadi salah satu pilar utama dalam transformasi digital yang dijalankan oleh pemerintah. Program ini bertujuan tidak hanya untuk meningkatkan akses terhadap teknologi, tetapi juga untuk memastikan bahwa penyandang disabilitas dapat pasif terlibat dalam ekosistem digital.
Menkomdigi menegaskan bahwa teknologi bukanlah milik eksklusif sekelompok orang. Setiap individu harus diberikan kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang melalui pemanfaatan teknologi yang ada.
Peserta dari berbagai daerah, termasuk Papua Pegunungan dan Maluku Utara, menunjukkan keberagaman yang ada di Indonesia. Ini adalah langkah positif dalam menciptakan kesetaraan di dunia digital.
Kompetisi sebagai Sarana Pemberdayaan
Program yang diselenggarakan meliputi beberapa bidang yang relevan dengan kebutuhan zaman. Diantaranya adalah seputar pembuatan konten digital, pemasaran digital, dan hubungan masyarakat digital.
Setiap kategori kompetisi dibagi lagi menjadi dua tingkat, yaitu pengenalan dan pendalaman. Hal ini memungkinkan peserta untuk memilih tingkat kesulitan yang sesuai dengan keahlian mereka.
Melalui kompetisi ini, diharapkan akan lahir inovasi-inovasi baru dari para peserta yang mampu memanfaatkan peluang di dunia digital. Inisiatif ini tidak hanya bermanfaat untuk mereka secara pribadi, tetapi juga bagi masyarakat luas.
Kolaborasi dengan Yayasan dan Komunitas
BAKTI Komdigi juga bekerja sama dengan Yayasan Paradifa Indonesia dan berbagai mitra swasta. Kerjasama ini bertujuan untuk menciptakan modul pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan penyandang disabilitas.
Ketua Yayasan Paradifa Indonesia, Echi Pramitasari, menyatakan bahwa tujuan utama program ini adalah memastikan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas di dunia digital. Mereka berusaha agar semua orang dapat berpartisipasi aktif, tanpa terkecuali.
Partisipasi dari 38 provinsi menunjukkan bahwa upaya ini melibatkan seluruh aspek masyarakat. Pembangunan akses internet di daerah terpencil menjadi langkah strategis untuk menjangkau mereka yang sebelumnya terpinggirkan.