Canva, platform desain grafis yang dikenal luas, tengah bersiap untuk mengalami transformasi besar. Baru-baru ini, mereka mengumumkan tawaran tender penjualan saham bagi karyawan dengan valuasi mencapai angka yang mengesankan, yaitu US$42 miliar atau setara dengan Rp686,2 triliun. Langkah ini menunjukkan optimisme besar tentang masa depan perusahaan, seiring dengan pencapaian keuangan yang signifikan.
Tender ini menjadi menarik karena tidak hanya memberikan kesempatan kepada karyawan untuk menjual ekuitas mereka, tetapi juga mencerminkan kepercayaan investor terhadap pertumbuhan Canva. Dengan lebih dari 27 juta pengguna berbayar, Canva menunjukkan kinerja yang menguntungkan di tengah lanskap bisnis yang kompetitif.
Didirikan oleh pasangan entrepreneur sukses, Canva telah meraih perhatian internasional. Penjualan saham karyawan ini, yang mengalami permintaan yang lebih tinggi daripada yang diharapkan, bisa menjadi indikasi bahwa para investor optimis akan kemampuan Canvas untuk terus berkembang.
Proyek Penjualan Saham Karyawan dan Dampaknya
Penjualan saham ini memungkinkan karyawan dan mantan karyawan untuk menjual ekuitas hingga senilai US$3 juta (Rp49 miliar) dengan harga per lembar saham mencapai US$1.646,14. Kesempatan ini memberikan keuntungan bagi karyawan untuk menguangkan investasi mereka lebih awal, hal yang umumnya sulit dilakukan sebelum penawaran umum perdana (IPO).
Investor terkemuka, termasuk Fidelity Management dan J.P. Morgan Asset Management, berpartisipasi dalam pendanaan terbaru untuk Canva. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat kepercayaan yang besar terhadap kinerja Canva, dan pelaku pasar melihatnya sebagai salah satu perusahaan dengan potensi pertumbuhan yang menjanjikan di masa depan.
Keberhasilan Canva dalam menarik minat investor baru juga membuktikan bahwa perusahaan ini mampu menggugah minat dari berbagai pihak. Karyawan mereka, yang berperan penting dalam perkembangan perusahaan, kini diberikan kesempatan yang langka untuk mengeksplorasi keuntungan finansial dari kontribusi mereka.
Strategi Pertumbuhan dan Pengelolaan Talenta
Dalam upaya mempertahankan talenta terbaik di industri teknologi, terutama di tengah meningkatnya permintaan untuk keahlian di bidang AI, Canva melakukan langkah yang dikenal sebagai tender offer. Tindakan ini dinilai signifikan karena karyawan dapat mencairkan saham dengan lebih cepat dibandingkan dengan kebijakan tradisional yang ada.
Marcus Bodet dari B.I.G. Capital mencatat bahwa strategi ini tidak hanya bermanfaat bagi karyawan, tetapi juga berpotensi menarik perhatian talenta baru yang ingin bergabung dengan Canva. Dengan menawarkan kesempatan finansial yang lebih cepat, Canva memperkuat posisinya di pasar tenaga kerja yang semakin kompetitif.
Canva saat ini memiliki 240 juta pengguna aktif bulanan, sehingga penawaran tender ini dipandang sebagai langkah maju yang strategis. Dengan mendekati valuasi sebesar US$42 miliar, kekayaan pendiri Canva, Cliff Obrecht dan Melanie Perkins, juga meningkat pesat, menjadikan mereka salah satu pasangan terkaya di Australia.
Implikasi Tender Offer terhadap IPO di Masa Depan
Tender offer saham karyawan ini juga mengindikasikan bahwa Canva sedang dalam persiapan untuk melakukan IPO pada 2026. Hal ini diungkapkan oleh Scott Chou, pendiri ESO Fund, yang menilai bahwa langkah ini menjadi sinyal positif di tengah minimnya aktivitas IPO di pasar.
Sebagai perbandingan, perusahaan pesaing Canva yakni Figma melakukan langkah serupa dengan tender offer sebelum melantai di bursa. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan teknologi kini semakin memilih untuk memberikan likuiditas kepada karyawan mereka sebelum melakukan penawaran umum untuk publik.
Kesuksesan dan strategi perdagangan saham ini mencerminkan kekuatan dan kepastian bisnis Canva untuk menuju ke fase berikutnya. Meskipun ada ketidakpastian di luar sana, struktur yang kuat di dalam perusahaan menunjukkan bahwa mereka siap menghadapi tantangan yang akan datang.