Perubahan kepemilikan saham dalam suatu perusahaan sering kali menjadi berita penting yang menarik perhatian. Baru-baru ini, PT Link Net Tbk (LINK) melaporkan adanya perubahan kepemilikan saham oleh Axiata Investments (Indonesia) Sdn. Bhd. (AII), di mana Axiata melakukan penjualan sebagian kecil dari sahamnya dalam perusahaan yang bergerak di bidang layanan internet berbasis kabel ini.
Pada 26 Agustus 2025, Axiata diumumkan telah mengeksekusi transaksi penjualan 136,20 juta saham, sehingga kepemilikan mereka berkurang dari 2,16 miliar menjadi 2,02 miliar saham. Dengan begitu, persentase kepemilikan AII menurun dari 75,42% menjadi 70,66% dari total modal disetor LINK.
Setelah transaksi tersebut, XL Axiata, yang kini dikenal sebagai XLSMART Telecom Sejahtera Tbk (EXCL), menguasai 19,22% saham, sementara sisanya, yaitu 6,22%, dimiliki oleh publik. Manajemen LINK menegaskan bahwa perubahan ini tidak akan berdampak negatif terhadap operasional perusahaan maupun kondisi keuangan yang ada.
Aksi Korporasi yang Menarik Perhatian Pasar
Di tengah kabar tentang perubahan kepemilikan ini, muncul pula salah satu emiten terkenal di Indonesia, yang kabarnya berencana untuk mengakuisisi saham Link Net. Emisi saham tersebut adalah Solusi Sinergi Digital Tbk., atau lebih dikenal sebagai Surge, yang berkaitan dengan pengusaha Hashim Djojohadikusumo.
Kabar tersebut menunjukkan bahwa PT Solusi Sinergi Digital dan I Squared Capital, yang beroperasi di Amerika Serikat, sedang dalam negosiasi untuk menjadi calon pembeli. UBS dilaporkan akan bertindak sebagai penasihat penjualan dalam transaksi ini, menambah nuansa kompetitif di pasar.
Ketertarikan terhadap Link Net tidak hanya datang dari Surge. Grup Salim dan Sinar Mas juga menunjukkan minatnya untuk berinvestasi. Namun, rincian lebih lanjut mengenai hal ini belum dapat diverifikasi secara independen, dan kondisi yang ada masih dalam tahap pembicaraan.
Potensi Transaksi Infrastruktur Digital Terbesar
Jika kesepakatan akuisisi ini terwujud, diperkirakan nilai transaksi bisa melebihi angka satu miliar dolar AS. Ini berpotensi menjadikan akuisisi ini sebagai salah satu transaksi infrastruktur digital terbesar yang terjadi di Asia Tenggara pada tahun ini.
Tentu saja, kesepakatan tersebut akan membawa dampak signifikan terhadap dinamika pasar, khususnya di sektor teknologi informasi dan komunikasi. Banyak pihak yang berharap akuisisi ini dapat memberikan sinergi yang kuat antara perusahaan-perusahaan yang terlibat.
Untuk sedikit menelusuri kembali sejarah, XL Axiata pernah mengakuisisi Link Net dari Lippo Group pada tahun 2022. Nilai transaksi saat itu mencapai sekitar 500 juta dolar AS, dan langkah ini merupakan bagian dari strategi regional untuk memperkuat penawaran layanan.
Performa Keuangan yang Menjanjikan
Mengacu pada laporan keuangan terbaru, Solusi Sinergi Digital mengalami kenaikan laba yang sangat signifikan, yaitu sebesar 153,62% secara tahun ke tahun (YoY) selama tahun 2024. Laba bersih mereka tercatat sebesar Rp227,77 miliar hingga akhir Juni 2025, dibandingkan dengan Rp89,8 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pendapatan perusahaan ini juga menunjukkan pertumbuhan yang positif, mencapai Rp513,46 miliar. Angka ini mencerminkan peningkatan sebesar 66,17% dibandingkan tahun 2023, di mana pendapatan hanyalah sebesar Rp309 miliar.
Perincian dari pendapatan tersebut menunjukkan bahwa segmen iklan menyumbang Rp232,8 miliar, dengan tambahan dari segmen bandwidth dan sewa core masing-masing Rp241,2 miliar dan Rp31,4 miliar. Selain itu, kontribusi dari segmen colocation dan manajemen layanan telekomunikasi juga menciptakan pendapatan yang cukup signifikan.
Stabilitas Keuangan dan Aset Perusahaan
Dari sisi beban pokok pendapatannya, informasi menunjukkan adanya perbaikan yang jelas. Di tengah tahun ini, total beban tercatat sebesar Rp121,1 miliar, berkurang dibandingkan dengan Rp129,65 miliar pada tahun sebelumnya.
Posisi aset perusahaan juga cukup mengesankan, dengan total nilai aset yang tercatat sebesar Rp5,25 triliun hingga akhir tahun. Jumlah ini menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dari tahun lalu, di mana nilai asetnya hanya sebesar Rp2,9 triliun.
Liabilitas dan ekuitas perusahaan dalam laporan keuangan kulminatif masing-masing tercatat sebesar Rp3,06 triliun dan Rp2,2 triliun, memberikan gambaran yang lebih utuh tentang posisi keuangan yang sehat dari Solusi Sinergi Digital.