Pemerintah telah meluncurkan Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) khusus untuk komoditas jagung. Dalam program ini, Badan Pangan Nasional ditugaskan untuk menyalurkan jagung kepada peternak dengan harga Rp5.500 per kilogram guna meningkatkan kesejahteraan petani dan peternak di Indonesia.
Program ini diharapkan dapat menyalurkan total 52.400 ton jagung kepada lebih dari dua ribu peternak ayam hingga akhir tahun 2025, dengan alokasi anggaran yang cukup besar. Dengan latar belakang yang kuat, peluncuran program ini bertujuan untuk menghadapi tantangan pasar dan meningkatkan harga jual komoditas utama tersebut.
Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, menegaskan bahwa peluncuran ini merupakan jawab atas perintah dari Presiden untuk menjaga keseimbangan harga di pasaran. Dalam pernyataannya, ia menegaskan sinergi antara berbagai kementerian dalam menjaga harga yang wajar bagi petani dan peternak.
Upaya Meningkatkan Harga Jagung untuk Petani dan Peternak
Arief menjelaskan bahwa harga jagung sekarang sudah lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu. Pemerintah sebelumnya menetapkan harga Rp3.150 per kilogram dan telah menaikkannya secara bertahap hingga mencapai Rp5.500 per kilogram saat ini.
Kenaikan harga ini dianggap sebagai langkah perlindungan bagi petani, memastikan mereka mendapatkan keuntungan yang lebih baik. Hal ini diharapkan bisa memberikan kelegaan di tengah tantangan yang dihadapi oleh para petani saat ini.
Dengan skema harga tersebut, petani akan menerima jumlah penuh dari harga yang ditetapkan, karena biaya transportasi, pengeringan, dan proses lainnya akan ditanggung oleh pemerintah. Ini merupakan bentuk dukungan yang konkret untuk meningkatkan pendapatan petani.
Pentingnya Cadangan Pangan dalam Stabilitas Produksi
Pemerintah juga telah menyiapkan cadangan pangan untuk mengantisipasi fluktuasi yang mungkin terjadi akibat faktor cuaca dan irigasi. Bulog, misalnya, saat ini memiliki stok jagung sebanyak 70 ribu ton.
Sebanyak 52 ribu ton dari stok ini akan didistribusikan untuk mendukung peternak rakyat. Program ini mencerminkan perhatian pemerintah kepada peternak mandiri yang menjadi prioritas utama dalam penyaluran komoditas pangan.
Kepala Badan Pangan menekankan pentingnya mekanisme distribusi yang tepat sasaran. Hal ini dilakukan dengan melakukan verifikasi data penerima manfaat dari tingkat desa sampai kementerian, guna memastikan bantuan yang diberikan benar-benar sampai kepada yang membutuhkan.
Menjaga Keseimbangan Harga dan Kesejahteraan Peternak
Sementara itu, Direktur Jenderal Peternakan menambahkan bahwa program ini diharapkan dapat menjaga keseimbangan antara harga daging ayam dan telur di pasar. Selama ini, harga ayam hidup dan telur sempat mengalami penurunan yang drastis dan berada di bawah biaya produksi.
Kondisi harga yang terkoreksi dengan baik ini diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan peternak. Saat harga daging ayam mendekati Rp24 ribu, telur pun bertahan di angka sekitar Rp26 ribu per kilogram, menjadikan harga di pasar stabil dan terjangkau bagi konsumen.
Pemerintah berkomitmen untuk mempertahankan keseimbangan harga di seluruh rantai pasokan, dan program SPHP menjadi salah satu langkah strategis. Pakan ternak yang menyumbang lebih dari separuh biaya produksi akan mendapatkan perhatian khusus dalam program ini.