Dani (19) mengaku bahwa pengalamannya bermain Roblox selama ini mengajarkannya banyak hal. Meskipun game ini populer di kalangan anak-anak, ia merasa tidak nyaman dengan komunitas yang ada di dalamnya, terutama dengan perilaku pemain lain yang cenderung toksik.
“Anak-anak yang main Roblox juga kebanyakan toxic. Makanya malas main lagi,” ujar Dani, menggambarkan kekecewaannya terhadap atmosfer dalam permainan itu.
Kelemahan utama dari Roblox adalah kurangnya batasan umur yang ketat. Setiap orang, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, dapat membuat akun dan terjun ke dalam permainan, sehingga sering kali anak-anak bisa berpura-pura menjadi orang dewasa tanpa ada kontrol yang jelas.
Pernah, Dani menjalin hubungan akrab dengan seorang pemain perempuan yang mengaku berusia 20 tahun. Namun, ia sangat terkejut ketika mengetahui bahwa pemain tersebut sebenarnya masih anak-anak.
“Awalnya kelihatan dewasa saat ngobrol. Eh pas ketemu, ternyata masih kecil,” kata Dani, mengenang momen mengejutkan itu.
Pengalaman Buruk di Komunitas Permainan Online
Bagi Dani, pengalaman buruk tersebut bukanlah hal yang unik. Ia sering menemukan banyak percakapan dalam permainan yang mengandung kata-kata kasar dan pelecehan verbal, menciptakan lingkungan yang tidak sehat bagi anak-anak.
Ini adalah masalah yang serius, karena anak-anak yang belum mampu membedakan mana yang baik dan buruk bisa terpengaruh oleh perkataan pemain lainnya. Saat berada dalam konteks permainan, mereka seharusnya merasa aman dan nyaman.
Karena seringnya menghadapi situasi semacam itu, Dani merasa bahwa Roblox tidak lagi menawarkan pengalaman yang menyenangkan. Lingkungan komunitas yang toksik justru menghilangkan daya tarik awal dari permainan tersebut.
“Sebenarnya gamenya bagus, tapi player-nya enggak bener. Bukan saling berteman, malah nyari keuntungan dari pemain lain,” jelas Dani.
Ketiadaan pengawasan dan sistem moderasi yang efektif juga berkontribusi terhadap situasi ini. Penggunaan report sistem yang kurang efisien seringkali membuat pemain merasa tidak adanya konsekuensi bagi perilaku buruk.
Keberadaan Larangan Permainan untuk Anak-anak
Menanggapi masalah ini, Dani mendukung larangan yang diusulkan oleh pihak berwenang bahwa anak-anak sebaiknya menjauhi permainan dengan komunitas yang tidak sehat. Dia percaya bahwa ini adalah langkah positif untuk melindungi anak-anak dari pengaruh negatif.
“Saya dukung banget larangan dari Mendikdasmen. Biar anak-anak main game yang lebih sehat,” tegasnya, mengungkapkan harapannya akan masa depan yang lebih baik dalam dunia permainan online.
Dani juga berusaha mencari alternatif permainan yang lebih edukatif dan menghibur. Ia merasa bahwa dunia digital memiliki banyak pilihan lain yang bisa memberikan pengalaman positif bagi anak-anak.
Perkembangan teknologi dan banyaknya jenis permainan seharusnya bisa dimanfaatkan untuk menciptakan lingkungan bermain yang aman dan mendidik. Hal ini penting agar anak-anak dapat belajar dari permainan dan tidak hanya terjebak dalam perilaku negatif.
Sebagai gamer, Dani ingin menyebarluaskan pesan bahwa tidak semua permainan online memiliki kultur yang baik. Keterlibatan orang tua dalam pemilihan permainan untuk anak-anak menjadi sangat penting agar mereka tidak terjebak dalam komunitas yang berbahaya.
Menemukan Permainan yang Lebih Baik di Dunia Digital
Setelah meninggalkan Roblox, Dani mulai menjelajahi berbagai permainan lain yang menekankan aspek pendidikan. Banyak game saat ini yang menggabungkan unsur belajar dengan hiburan, sehingga memberikan nilai tambah bagi pemain.
Ia menyadari bahwa tidak sulit menemukan permainan yang tidak hanya menghibur tetapi juga mendidik. Dengan diferensiasi yang jelas di antara genre-genre permainan, orang tua dan anak-anak bisa bekerja sama untuk menemukan yang terbaik.
Sekarang, Dani lebih selektif dalam memilih permainan. Ia menghindari game yang memiliki reputasi buruk dan lebih memilih game yang telah mendapatkan rekomendasi positif dari pengembang dan komunitas.
Proses pencarian ini tidak hanya menjadi petualangan baru bagi Dani tetapi juga kesempatan untuk membagikan informasi dengan gamer lainnya. Ia percaya bahwa berbagi pengalaman bisa membantu banyak orang agar tidak terjebak dalam lingkaran negatif yang sama.
Melalui cerita dan pengalaman dari seorang gamer muda, jelas bahwa perhatian terhadap lingkungan bermain digital penting untuk menciptakan ruang bermain yang lebih baik bagi generasi mendatang.