Bank Indonesia (BI) baru-baru ini memberikan penjelasan terkait kekhawatiran masyarakat mengenai sistem baru yang dikenal sebagai Payment ID. Banyak yang merasa cemas bahwa sistem ini akan melakukan pengawasan terhadap transaksi keuangan individu. Melalui Dicky Kartikoyono, kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran, BI menegaskan bahwa mereka tidak akan memasuki ruang privasi individu dengan memantau transaksi satu per satu.
Dicky menjelaskan bahwa fokus BI hanya pada pertumbuhan ekonomi sektoral dan tidak berniat untuk melanggar undang-undang yang mengatur perlindungan data pribadi. Pendekatan yang diambil oleh BI adalah untuk memastikan bahwa sistem ini tidak hanya membantu, tetapi juga tidak melanggar privasi masyarakat.
Dalam upaya untuk menjawab semua keraguan yang ada, BI saat ini sedang menjalankan uji coba sistem Payment ID. Uji coba ini akan dilakukan dalam penyaluran bantuan sosial nontunai yang akan diselenggarakan oleh pemerintah, dimulai di Banyuwangi, Jawa Timur, pada bulan September mendatang.
Pemaparan Mengenai Payment ID dan Tujuannya
Payment ID adalah sistem baru yang dirancang untuk mengintegrasikan berbagai aktivitas finansial masyarakat ke dalam satu tanda pengenal unik. Sistem ini bertujuan untuk mengefisienkan proses transaksi, termasuk dalam penyaluran bantuan sosial yang lebih akurat. Dengan pendekatan ini, diharapkan sistem dapat memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat tanpa mengorbankan privasi mereka.
Dalam rangka uji coba yang akan datang, BI berharap untuk mendapatkan masukan dari pemangku kepentingan terkait. Hal ini penting agar mereka dapat mengenali permasalahan yang mungkin muncul serta mengamankan keselarasan sistem dengan Undang-Undang Perlindungan Data Konsumen yang berlaku. Ini merupakan langkah proaktif untuk menjamin penerimaan masyarakat terhadap inovasi ini.
Dicky menekankan pentingnya transparansi dalam pengelolaan data. Setiap data konsumen, menurutnya, tidak akan dibuka tanpa izin dari pemiliknya. Proses ini tidak hanya sesuai dengan undang-undang, tetapi juga menunjukkan komitmen BI untuk melindungi kepentingan masyarakat.
Mekanisme Kerja Payment ID dan Integrasinya
Payment ID nantinya akan menjadi sistem tercanggih yang dirancang untuk mengoptimalkan pengelolaan data keuangan. Sistem ini akan mengintegrasikan informasi dari berbagai sumber, termasuk bank dan dompet digital. Dengan demikian, pengguna akan memiliki lebih banyak kontrol atas data finansial mereka dengan satu sistem terpusat.
Salah satu fitur menarik dari Payment ID adalah kemampuannya untuk melacak investasi dan beban utang individu, termasuk pinjaman online. Semua data ini akan dicatat dengan rapi dan terintegrasi dengan nomor induk kependudukan (NIK) untuk mempermudah identifikasi setiap individu.
Ini merupakan terobosan yang diharapkan dapat memperkuat integritas transaksi di Indonesia. Dengan data yang lebih komprehensif dan terstruktur, sistem ini dapat mendukung perumusan kebijakan yang lebih efektif dan responsif terhadap perubahan kebutuhan masyarakat.
Langkah-Langkah Awal dan Uji Coba Payment ID
Agar sistem ini berjalan dengan baik, BI telah merencanakan serangkaian langkah uji coba. Tahap pertama dari uji coba ini akan difokuskan pada penyaluran bantuan sosial, yang dianggap sebagai penggunaan praktis yang dapat memberikan keuntungan langsung bagi masyarakat. Dicky menyatakan bahwa proses ini akan dimulai pada tanggal 17 Agustus 2025.
Selama proses uji coba, BI akan mengawasi efektivitas dari sistem ini dan memperhatikan umpan balik dari berbagai pihak. Diharapkan, informasi yang diperoleh bisa digunakan untuk memperbaiki sistem ke depan, termasuk menyesuaikan dengan peraturan dan norma yang berlaku di masyarakat.
Penting bagi BI untuk menciptakan sistem yang tidak hanya efisien tetapi juga dapat diandalkan. Dengan menggunakan teknologi yang tepat dan desain sistem yang baik, BI berharap agar masyarakat dapat melihat manfaat langsung dari Payment ID dalam kehidupan sehari-hari mereka.