Gempa bumi berkekuatan magnitudo 1,7 terjadi di wilayah Kabupaten Bandung Barat dan sekitarnya pada pukul 12.28 WIB. Fenomena alam ini diakibatkan oleh aktivitas Sesar Lembang yang terletak cukup dekat dengan permukiman penduduk, sehingga menarik perhatian banyak pihak terkait mitigasi bencana.
Menurut analisis dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), episenter gempa ini terletak di darat dengan kedalaman 10 km. Dengan lokasi yang hanya 3 km dari barat laut Kabupaten Bandung Barat, dampak dari gempa ini berpotensi terasa di area sekitarnya.
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung, Teguh Rahayu, menjelaskan bahwa pada pertengahan tahun ini terdapat peningkatan aktivitas kegempaan pada Sesar Lembang, yang dapat menjadi perhatian serius bagi masyarakat. Monitoring BMKG menunjukkan sejumlah gempa kecil telah terjadi sejak bulan Juli, dan kondisi ini perlu diwaspadai lebih lanjut.
Meningkatnya Aktivitas Kegempaan Sesar Lembang di Bandung Barat
Peningkatan aktivitas kegempaan pada Sesar Lembang, khususnya di segmen Cimeta, sudah terasa sejak pertengahan bulan lalu. Rahayu mencatat beberapa gempa yang terasa oleh warga, seperti gempa dengan magnitudo 1,8 pada 24 Juli dan 2,3 pada 19 Agustus.
Imbauan untuk meningkatkan kewaspadaan pun disampaikan kepada masyarakat. Melalui kolaborasi antara BMKG, BPBD, dan instansi terkait lainnya, diharapkan mitigasi risiko bencana dapat lebih optimal.
Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG juga menegaskan bahwa segmen barat Sesar Lembang ini merupakan area aktif yang dapat mengalami kejadian gempa kapan saja. Hal ini membuat perlu adanya kesiapsiagaan di kalangan warga yang tinggal di sekitar kawasan tersebut.
Memahami Potensi Gempa Besar di Wilayah Sesar Lembang
Pentingnya memahami potensi gempa yang dapat ditimbulkan oleh Sesar Lembang tak bisa dianggap remeh. Menurut studi yang telah dilakukan, sesar ini memiliki panjang sekitar 30 km dan potensi magnitudo maksimum mencapai 6,8.
Rahmat Triyono, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG, memaparkan bahwa jika gempa dengan kedalaman 10 km terjadi, bisa berakibat besar bagi daerah-daerah seperti Bandung Barat dan sekitarnya. Skala intensitas dapat mencapai VI hingga VII, yang berpotensi merusak bangunan yang tidak memenuhi standar.
Pemenuhan syarat konstruksi yang tepat sangat penting untuk mengurangi risiko kerusakan saat terjadi gempa. Bangunan yang dirancang dengan baik diharapkan dapat bertahan meskipun gempa besar melanda.
Risiko Kerusakan yang Dapat Terjadi Akibat Sesar Lembang
Potensi kerusakan yang disebabkan oleh Sesar Lembang sangat bergantung pada kondisi geologis di lokasi tersebut. Para peneliti mengungkapkan bahwa wilayah Bandung dibangun di atas bekas danau purba, yang menjadikan tanah di sana lebih rentan terhadap guncangan gempa.
Nuraini Rahma Hanifa, peneliti di Pusat Riset Kebencanaan Geologi, menggarisbawahi pentingnya mengetahui kondisi geologi setempat. Tanah lunak membuat potensi kerusakan semakin meningkat jika gempa dengan intensitas tinggi terjadi.
Kesadaran masyarakat terhadap risiko ini juga menjadi faktor penting untuk mengurangi dampak ketika terjadi kebencanaan. Edukasi menjadi salah satu upaya yang harus dilakukan secara berkelanjutan agar masyarakat lebih siap menghadapi kemungkinan terburuk.