Jakarta – Gustika Fardani Jusuf, cucu proklamator Indonesia Bung Hatta, menjadi salah satu tamu istimewa dalam upacara peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, pada tanggal 17 Agustus 2025. Dalam kesempatan langka ini, ia menggunakan busana yang mencerminkan pesan mendalam terkait budaya dan makna sejarah.
Gustika, yang berusia 31 tahun, membagikan foto dirinya di media sosial. Dalam keterangan foto tersebut, ia menceritakan pilihan busana yang dikenakannya, yang tidak hanya sekadar estetika tetapi juga kental makna.
Dalam unggahan Instagram-nya, ia menyatakan niatnya untuk merayakan kemerdekaan Republik Indonesia yang telah genap berusia 80 tahun. Ia mengaku bahwa pilihan kebaya hitam yang dipadukan dengan batik slobog adalah bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai budaya Indonesia.
Busana yang Menyimpan Makna Serius terhadap Tradisi
Gustika menjelaskan bahwa dalam budaya Jawa, pemilihan kain dan busana memiliki signifikansi yang mendalam. Kain bukan sekadar penutup tubuh, tetapi juga bisa menjadi alat untuk menyampaikan pesan serta simbolisasi yang kuat.
Menurutnya, motif slobog yang dipilihnya yaitu memberikan nuansa duka. Ia menegaskan bahwa desain ini tidak biasa dan mengandung makna simbolis yang dalam.
Dalam mundur kembali ke tradisi, Gustika mengingatkan pentingnya untuk mengingat sejarah dan warisan budaya. Melalui pilihan busana, ia ingin menunjukkan bahwa generasi muda tetap menghargai dan merayakan nilai-nilai tersebut.
Makna di Balik Pilihan Busana yang Berani
Gustika menyoroti bahwa kata “slobog” dalam bahasa Jawa berarti longgar, yang mencerminkan proses pelepasan dan pengantaran. Ini adalah makna yang penting, terutama dalam konteks budaya yang lebih luas.
Ia mengaitkan penggunaannya dengan tradisi pemakaman dalam keluarga Jawa, yang sering kali mengekspresikan rasa duka dan harapan untuk perjalanan yang damai bagi yang telah tiada. Hal ini memberikan perspektif baru terhadap pilihan warna dan motif yang ia kenakan.
Busana ini menjadi medium bagi Gustika untuk menyampaikan protes diam-diam. Melalui pilihan ini, ia berusaha untuk mengekspresikan kritik sosial yang halus tetapi kuat, menunjukkan bahwa selalu ada cara untuk berbicara tentang isu-isu penting dalam masyarakat.
Pesan Tentang Identitas dan Kesadaran Sosial
Dalam konteks yang lebih luas, Gustika berusaha untuk memberikan suara bagi generasi muda. Ia percaya bahwa melalui kesadaran sosial, mereka dapat memahami peran mereka dalam sejarah dan budaya. Hal ini menjadi penting untuk memastikan nilai-nilai tersebut tidak hilang.
Ia berharap agar pemilihan busana yang bermakna ini dapat menginspirasi orang lain untuk berpikir lebih dalam tentang apa yang mereka kenakan. Dalam dunia yang sering kali mengutamakan penampilan, ia menekankan pentingnya makna dari apa yang kita pilih untuk tunjukkan.
Dengan cara ini, Gustika tidak hanya mengenakan pakaian, tetapi juga mengenakan sejarah dan budaya bangsanya. Melalui busana ini, ia mengajak semua orang untuk merenungkan identitas mereka dan arti dari merdeka.