Industri Multifinance Bisa Mencari Keuntungan dari Sektor Otomotif

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan bahwa penyaluran pembiayaan dari sektor multifinance akan mengalami pertumbuhan yang positif hingga akhir tahun 2025, meskipun saat ini penjualan kendaraan bermotor menunjukkan tren penurunan. Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Agusman, mengungkapkan bahwa pertumbuhan tersebut didorong oleh kekuatan diversifikasi portofolio pembiayaan yang semakin mendalam dan beragam.

Pertumbuhan ini terjadi berkat beberapa inisiatif strategis, seperti pembiayaan multiguna, pembiayaan produktif yang mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta inovasi melalui pembiayaan berbasis ekosistem digital. Dalam pernyataannya, Agusman menekankan pentingnya penyesuaian strategi bisnis sejalan dengan kebutuhan pasar yang terus berkembang.

Ia mengungkapkan bahwa sektor ini masih memiliki potensi yang besar untuk tumbuh, terutama dengan memanfaatkan digitalisasi yang dapat mempercepat proses pembiayaan. Kesempatan ini bisa didapatkan melalui kolaborasi dengan berbagai ekosistem, seperti e-commerce dan layanan ride-hailing, yang membutuhkan dukungan pembiayaan untuk mitra pengemudi.

Peran Transformasi Digital dalam Pembiayaan Multifinance

Transformasi digital menjadi salah satu kunci utama dalam memperkuat industri multifinance. Dengan adanya digitalisasi, berbagai proses bisnis dapat dilakukan secara otomatis dan efisien, sehingga mempercepat pengambilan keputusan dalam pembiayaan. Agusman menyoroti bahwa model bisnis yang memanfaatkan platform digital memiliki potensi untuk meningkatkan akses ke pembiayaan bagi masyarakat yang lebih luas.

Lebih lanjut, peluang di sektor kendaraan listrik juga membuka jalan bagi inovasi dalam pembiayaan. Kebijakan transisi energi nasional yang semakin ditekankan menjadi dasar bagi industri multifinance untuk beradaptasi dan memasuki area ini dengan strategi yang tepat. Adopsi kendaraan ramah lingkungan bisa menjadi fokus utama agar industri tetap relevan dan memenuhi kebutuhan masyarakat yang kian peduli terhadap lingkungan.

Agusman juga menunjukkan bahwa pentingnya memperkuat manajemen risiko menjadi perhatian utama. Tantangan yang dihadapi oleh industri ini tidak hanya terbatas pada persaingan yang semakin ketat, tetapi juga terkait dengan risiko kredit akibat kemampuan masyarakat dalam membayar pinjaman. Disini, manajemen risiko yang baik menjadi sangat krusial untuk menjaga stabilitas dan keberlangsungan industri multifinance.

Tantangan yang Dihadapi oleh Industri Multifinance

Meskipun ada banyak peluang yang menjanjikan, industri multifinance tidak dapat menutup mata terhadap berbagai tantangan yang hadir. Salah satu tantangan terbesar adalah risiko kredit yang muncul akibat ketidakmampuan masyarakat dalam memenuhi kewajiban pembayaran pinjaman. Ini menjadi isu penting yang harus dikelola secara efektif oleh perusahaan-perusahaan di sektor ini.

Penting bagi pelaku industri untuk tetap fokus pada efisiensi operasional di tengah tingginya biaya dana yang mungkin membebani pertumbuhan mereka. Solusi seperti pengurangan biaya yang tidak efisien dan optimalisasi sumber daya harus dipertimbangkan agar perusahaan tetap dapat bersaing. Dengan manajemen yang tepat, perusahaan dapat memastikan keberlanjutan dalam meraih target pertumbuhan.

Persaingan yang ketat di antara berbagai pelaku industri juga menciptakan tantangan tersendiri. Dalam situasi ini, inovasi menjadi salah satu faktor yang dapat menjadi pembeda bagi perusahaan, sehingga mereka harus terus beradaptasi dan mencari cara-cara baru untuk mendekati pelanggan. Kemampuan untuk berinovasi akan membantu perusahaan membedakan diri mereka dari kompetitor.

Statistik dan Data Terbaru Mengenai Pertumbuhan Multifinance

Data terbaru dari OJK menunjukkan bahwa pertumbuhan piutang multifinance terlihat melambat, dengan penyaluran pembiayaan mencapai Rp 501,83 triliun pada bulan Juni 2025. Angka tersebut mencerminkan pertumbuhan sebesar 1,96%, yang merupakan pertumbuhan terendah sejak awal tahun ini. Hal ini menunjukkan bahwa sektor multifinance perlu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan di pasar.

Dalam perbandingan dengan tahun lalu, pertumbuhan piutang multifinance sempat mencatat angka dua digit, diperkirakan mencapai 10,82% pada Juni 2024. Penurunan pertumbuhan ini menunjukkan adanya perlambatan yang signifikan dalam penyaluran pembiayaan, yang menjadi sinyal bagi industri untuk segera melakukan evaluasi dan meningkatkan strategi mereka.

Agusman mengingatkan bahwa tantangan saat ini harus dihadapi dengan upaya yang serius dan komprehensif. Selain mengatasi masalah internal, diversifikasi produk dan layanan akan menjadi langkah yang penting dalam mempertahankan kestabilan. Keberagaman dalam penawaran produk hanya akan berhasil jika didukung oleh pendekatan yang tanggap terhadap kebutuhan pasar yang dinamis.