Menurut Khusnan, seluruh bahan pemeriksaan post mortem telah dikirim ke Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri di Jakarta untuk analisis lanjutan. “Harapan kami minggu ini semua selesai, tapi tergantung kondisi sampel DNA. Kalau rusak, perlu diputar dan diperiksa ulang,” katanya.
Ia menambahkan, dari sembilan kantong jenazah yang tersisa, terdapat beberapa potongan tubuh (body part). “Delapan data ante mortem masih belum cocok dengan post mortem. Mudah-mudahan dua sampai tiga hari ke depan bisa teridentifikasi,” ujarnya.
Pentingnya Proses Identifikasi dalam Investigasi Kriminal
Proses identifikasi jenazah memegang peranan penting dalam investigasi kriminal. Hal ini tidak hanya melibatkan pengujian DNA, tetapi juga pemeriksaan fisik dan medis yang mendalam.
Pada banyak kasus, identifikasi yang akurat dapat membantu menuntaskan penyelidikan dan memberikan kejelasan kepada keluarga korban. Kesulitan sering muncul ketika data ante mortem tidak cocok dengan hasil pemeriksaan post mortem, sehingga analisis yang lebih cermat diperlukan.
Setiap langkah dalam proses ini memerlukan ketelitian dan keahlian dari para profesional. Dengan menggunakan teknologi modern, para ahli dapat mengurangi waktu yang diperlukan untuk identifikasi.
Aplikasi Teknologi Modern dalam Identifikasi Jenazah
Penerapan teknologi dalam proses identifikasi jenazah semakin berkembang. Misalnya, penggunaan database DNA yang luas memungkinkan perbandingan yang cepat dan efektif dengan sampel lainnya.
Selain itu, teknologi pemindai tubuh dapat mempercepat identifikasi potongan tubuh yang mungkin tidak utuh. Hal ini adalah langkah kunci dalam memastikan bahwa semua data yang ada diperoleh dan dianalisis secara tepat.
Ahli forensik kini juga mampu menggunakan algoritma canggih yang dapat mengidentifikasi pola dalam data yang kompleks. Ini meningkatkan akurasi dalam mencocokkan sampel tubuh dengan data yang ada.
Peran Keluarga dalam Proses Identifikasi
Peran keluarga sangat penting selama proses identifikasi jenazah. Mereka diperlukan untuk memberikan informasi ante mortem yang akurat, termasuk ciri fisik dan riwayat kesehatan.
Selain itu, dukungan emosional keluarga juga berarti banyak bagi para penyidik yang terlibat dalam kasus-kasus yang sensitif ini. Proses identifikasi bisa menjadi momen yang penuh ketegangan, namun dukungan keluarga dapat memberikan kekuatan.
Sering kali, ketidaksesuaian dalam data ante dan post mortem dapat menambah beban emosional bagi keluarga. Oleh karena itu, penting bagi pihak berwenang untuk berkomunikasi secara terbuka dengan keluarga korban.