PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) baru-baru ini mengumumkan langkah strategis terkait penjualan tambang emas yang dimiliki oleh anak usahanya, PT Arafura Surya Alam (ASA). Langkah ini diambil setelah Bursa Efek Indonesia menyampaikan pertanyaan mengenai dampak dari keputusan tersebut terhadap arah bisnis PSAB ke depan.
Dalam penjelasan yang disampaikan oleh manajemen PSAB, mereka menegaskan bahwa ASA adalah pemegang saham mayoritas PT Mulia Bumi Persada (MBP) dengan kepemilikan mencapai 99,98%. Meskipun demikian, ASA tidak memiliki saham di PT Mulia Bumi Seruyung (MBS), baik secara langsung maupun tidak langsung, yang menjadi pertanyaan utama dalam keterbukaan informasi ini.
Melanjutkan penjelasan mengenai status tambang tersebut, PSAB menekankan bahwa ASA saat ini masih dalam tahap konstruksi dan belum berproduksi. Dalam hal ini, baik MBP maupun MBS juga mengalami kendala karena belum memiliki izin pertambangan yang diperlukan untuk operasi.
Pengaruh Pelepasan ASA terhadap Operasional Bisnis J Resources
Dari sisi operasional, manajemen PSAB menyatakan pelepasan ASA tidak akan mempengaruhi fungsi dan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan fokus utama PSAB akan tetap pada tambang yang telah berproduksi, di mana perusahaan tetap terbuka untuk peluang bisnis lainnya.
Dalam keterbukaan informasi tersebut, PSAB mengungkapkan keyakinan bahwa perubahan ini akan membantu mereka dalam memperkuat posisi di sektor pertambangan. Fokus pada peningkatan efisiensi di tambang yang sudah beroperasi akan menjadi prioritas utama perusahaan setelah pengalihan ASA.
Pelepasan ASA dengan nilai transaksi berdasarkan enterprise value sebesar US$540 juta menunjukkan bahwa perusahaan memiliki strategi yang matang. PSAB menekankan bahwa angka tersebut dihasilkan melalui kesepakatan yang direpresentasikan baik oleh pihak pembeli maupun penjual.
Rincian Transaksi dengan United Tractors
Pada tanggal 12 September 2025, PT United Tractors Tbk (UNTR) mengumumkan perubahan kepemilikan saham di dua entitas tambang emas. Dalam proyek akuisisi ini, nilai perusahaan mencapai US$540 juta, yang berpotensi memperkuat posisi UNTR dalam industri pertambangan.
Anak usaha UNTR, PT Danusa Tambang Nusantara (DTN), menandatangani perjanjian jual beli bersyarat untuk mengakuisisi 99,99996% saham ASA. Langkah ini menandakan komitmen UNTR untuk menjadi pemain utama dalam sektor pertambangan emas di Indonesia.
Sebagai tambahan, PT Energia Prima Nusantara (EPN), yang juga merupakan anak usaha UNTR, ikut serta dalam kesepakatan serupa. EPN merencanakan pembelian 0,00004% saham ASA serta 0,2% saham MBP yang dimiliki Jimmy Budiarto, mengindikasikan kompleksitas dalam struktur kepemilikan yang ada.
Strategi Perluasan Bisnis di Bidang Mineral
Nilai transaksi sebesar US$540 juta mencakup lebih dari sekadar pembelian saham. Ini juga melibatkan nilai hutang pemegang saham dari JRN kepada ASA, yang menunjukkan kedalaman analisis finansial yang dilakukan oleh kedua belah pihak.
Proses penyelesaian transaksi dijadwalkan paling lambat pada 23 Desember 2025, yang akan disesuaikan dengan kondisi neraca ASA. Semua pihak terlibat sangat berkomitmen untuk menyelesaikan prosedur ini secara transparan dan efisien.
Tujuan dari rencana transaksi ini dikatakan sebagai bagian dari upaya PSAB untuk memperluas jangkauan bisnis di bidang mineral. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berusaha untuk meningkatkan portofolio dan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki.