Bank Indonesia (BI) baru-baru ini mengeluarkan pernyataan penting mengenai keamanan transaksi menggunakan QR Code Indonesia Standard (QRIS). Dalam konteks meningkatnya penggunaan QRIS, BI menekankan bahwa tidak ada yang namanya QRIS palsu. Yang ada hanyalah penipuan yang dirancang untuk mengalihkan pembayaran dari konsumen menuju pelaku kejahatan, bukan kepada merchant resmi.
Deputi Gubernur BI, Filianingsih Hendarta, menyoroti pentingnya kewaspadaan bagi pengguna saat melakukan transaksi. Ia menekankan bahwa memastikan nama merchant yang tertera di QRIS sesuai dengan nama di tampilan adalah langkah penting dalam mencegah terjadinya penipuan.
“Dengan ini kita ingin memastikan bahwa transaksi yang berlaku aman. Jika ada pedagang yang menggunakan QRIS milik orang lain, itu adalah kesalahan yang bisa berujung pada kerugian,” ujarnya dalam konferensi pers yang diadakan pada pertengahan September.
Pentingnya Kewaspadaan dalam Transaksi QRIS
Filianingsih mengingatkan agar pembeli selalu memeriksa nama merchant sebelum melakukan pemindaian QR. Ketelitian ini akan membantu konsumen untuk tidak salah melakukan transaksi yang berpotensi merugikan.
Sebelum melakukan pembayaran, pembeli harus memastikan bahwa nama yang terdapat di QRIS adalah nama yang sama dengan merchant yang diinginkan. Jika ada ketidaksesuaian, tindakan lebih lanjut diperlukan untuk mencegah penipuan.
“Kita tidak bisa terlalu percaya pada tampilan luar. Selalu periksa dan pastikan semua informasi sesuai,” tambahnya dengan tegas. Hal ini menjadi krusial di era digital saat ini.
Statistik Penggunaan QRIS di Indonesia
Di sisi lain, perkembangan QRIS di Indonesia juga menunjukkan kemajuan yang signifikan. Hingga bulan Agustus 2025, sekitar 40 juta merchant telah mengadopsi sistem pembayaran ini. Jumlah ini jauh melampaui target yang telah ditetapkan.
Transaksi yang dilakukan melalui QRIS mencapai total nominal sekitar Rp8,86 triliun. Dari seluruh merchant, sekitar 93 persen adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), menunjukkan bahwa QRIS sangat membantu perekonomian lokal.
Pada sisi konsumen, sekitar 57,6 juta orang kini menggunakan QRIS, yang mencakup 85 persen dari target pengguna tahun ini. Angka-angka ini menggambarkan betapa pentingnya QRIS dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.
Manfaat dan Keunggulan QRIS bagi Merchant dan Konsumen
QRIS memberikan kemudahan bagi merchant dalam melakukan transaksi secara digital. Dengan menggunakan QRIS, proses pembayaran menjadi lebih cepat, efisien, dan tentunya aman. Merchant tidak perlu repot-repot menyediakan berbagai jenis alat pembayaran, cukup satu sistem QRIS saja.
Bagi konsumen, kehadiran QRIS juga memudahkan dalam bertransaksi tanpa perlu membawa uang tunai. Dengan smartphone, konsumen dapat melakukan pembayaran kapan saja dan di mana saja. Hal ini sangat memudahkan mereka yang memiliki mobilitas tinggi.
Selain itu, QRIS juga dapat membantu mengurangi risiko pencurian fisik, karena transaksi dilakukan secara digital. Keamanan dalam transaksi menjadi lebih terjamin dengan sistem QRIS, asalkan konsumen dan merchant tetap waspada.
Upaya BI untuk Mengedukasi Pengguna mengenai Keamanan QRIS
BI berkomitmen untuk terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya keamanan dalam bertransaksi menggunakan QRIS. Berbagai kampanye dilakukan untuk meningkatkan kesadaran akan potensi ancaman yang ada.
Selain itu, BI juga berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk lembaga keuangan dan penyedia teknologi, untuk memastikan bahwa setiap transaksi dapat dilakukan dengan aman dan terjamin. Ini penting agar kepercayaan masyarakat terhadap sistem pembayaran digital terus meningkat.
Kegiatan edukasi juga mencakup pelatihan bagi merchant untuk memahami cara menggunakan QRIS dengan benar serta bagaimana menjaga keamanan dalam bertransaksi. Semangat kolaborasi ini diharapkan dapat meminimalisir risiko penipuan dalam penggunaan QRIS.