Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa defisit anggaran penerimaan dan belanja negara (APBN) akan tetap terjaga meskipun Presiden Prabowo Subianto meluncurkan stimulus ekonomi baru. Purbaya menjelaskan bahwa setiap langkah yang diambil akan memanfaatkan anggaran yang sudah ada, dengan perhitungan yang matang untuk menghindari pengaruh negatif terhadap defisit.
Dalam jumpa pers yang diadakan di Kantor Presiden, Purbaya menyatakan bahwa optimalisasi penyerapan anggaran menjadi kunci utama. Ia percaya langkah tersebut akan memberikan dampak positif bagi perekonomian tanpa merubah defisit secara signifikan.
“Kami berusaha agar dampak dari stimulus ini tanggap terhadap kebutuhan masyarakat dan perekonomian secara umum,” jelas Purbaya. Ia percaya bahwa dengan memanfaatkan anggaran yang tepat, semua kebutuhan tersebut bisa dipenuhi.
Stimulasi Ekonomi dan Perhitungan Anggaran yang Matang
Purbaya menekankan pentingnya perhitungan anggaran yang akurat dalam rangka menunjang berbagai program stimulus yang diluncurkan. Ia menyebut bahwa anggaran dari sektor-sektor tertentu dapat dialihkan untuk mendukung program-program tersebut. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa setiap dana yang ada digunakan secara efisien.
“Kami mencatat adanya anggaran lebih setiap tahun, yang bisa digunakan untuk program-program penting,” ungkapnya. Dengan perencanaan yang baik, anggaran ini diharapkan dapat menciptakan dampak yang signifikan bagi masyarakat.
Selain itu, bantuan pangan menjadi salah satu program yang memerlukan anggaran terbesar. Ia memperkirakan bahwa program tersebut membutuhkan sekitar Rp7 triliun untuk berjalan dengan baik. Purbaya menekankan bahwa pengeluaran ini tidak akan menyebabkan defisit yang melebar.
Prediksi Pertumbuhan Ekonomi dan Penerimaan Pajak
Purbaya optimis bahwa dengan adanya stimulus ekonomi, pertumbuhan ekonomi dapat meningkat. Jika hal tersebut terjadi, penerimaan pajak akan ikut naik seiring dengan pertumbuhan PDB yang lebih cepat. Hal ini menjadi harapan untuk menjaga defisit anggaran tetap dalam batas yang wajar.
“Dengan adanya pertumbuhan yang positif, dampaknya pada defisit cenderung netral bahkan bisa jadi positif,” kata Purbaya. Ia menjelaskan bahwa ini adalah upaya untuk menjaga keseimbangan antara pengeluaran dan pemasukan negara.
Sebelum ini, Presiden Prabowo Subianto telah meluncurkan sejumlah program stimulus ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Program-program ini diharapkan dapat memberi kontribusi nyata bagi perekonomian dalam jangka pendek maupun panjang.
Program Stimulus Lanjutan dan Kebijakan Tahun Depan
Selain program baru, terdapat juga kebijakan-kebijakan yang akan dilanjutkan hingga tahun depan. Salah satu program tersebut adalah Diskon Iuran JKK dan JKM untuk semua penerima bukan penerima upah. Hal ini menjadi angin segar bagi pekerja di sektor informal seperti tukang ojek, yang juga banyak berkontribusi pada perekonomian.
Program penyerapan tenaga kerja juga menjadi fokus utama dalam rangka meningkatkan lapangan pekerjaan. Salah satunya adalah revitalisasi tambak di Pantai Utara Jawa, yang diharapkan bisa memberikan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.
Purbaya menegaskan bahwa semua program ini dirancang untuk bekerja sinergis, sehingga target-target ekonomi dapat tercapai. Dengan meningkatnya keterlibatan masyarakat dalam berbagai program ini, diharapkan hasilnya akan lebih terasa dalam jangka waktu dekat.