Tia bercerita, “Sejak kecil, saya harus mandiri karena ibu saya meninggal saat saya berusia 14 tahun. Dari situ, saya belajar, mencoba berbagai resep sampai akhirnya saya bisa. Saya tidak belajar dari sumber lain, jadi saya benar-benar melakukannya sendiri.”
Sebelum berjualan di Gondangdia, ia pernah berdagang di Purwakarta, Jawa Barat, dengan menu yang sama sebelum buka warteg di daerah Kampung Melayu, Jakarta Timur. Tentu bukan hal mudah mengurus bisnis sendiri. Namun, semua dijalani dengan ikhlas dan penuh syukur.
Menu andalannya tetap dipertahankan sejak warung berdiri, karena sudah jadi ciri khas. Tia menyiapkan bahan masakannya untuk berjualan mulai dari pukul 08.00 pagi. Setelah menyelesaikan semuanya, ia mulai membuka warungnya sekitar pukul 10.00, dan menutup warungnya pukul 21.00.
Perjalanan Hidup Tia yang Inspiratif dan Penuh Makna
Dari perjalanan hidup Tia, kita bisa belajar arti ketekunan dan tekad. Kehilangan yang dialaminya sejak usia belia tidak membuatnya menyerah, melainkan memotivasi diri untuk lebih berusaha. Setiap langkah yang diambilnya merupakan bagian dari pembelajaran berharga dalam menjalani hidup.
Tia mengembangkan kemampuannya di dapur dengan berbagai eksperimen. Dia percaya bahwa keberanian untuk mencoba adalah kunci sukses dalam dunia kuliner. Makanan yang dihasilkannya tidak hanya bercita rasa lezat, tetapi juga penuh sejarah dan cerita hidupnya.
Kemandirian yang dilatihnya sejak kecil membentuk karakternya hingga saat ini. Ia belajar bagaimana mengatur waktu dan sumber daya yang ada secara efisien. Dari sinilah muncul rasa tanggung jawab yang tinggi dalam setiap aspek hidupnya, terutama dalam bisnis yang dijalankannya.
Membangun Bisnis dari Nol di Tengah Tantangan
Memulai bisnis makanan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tia menghadapi berbagai tantangan baik dari segi pemasaran hingga pengelolaan keuangan. Tidak jarang, ia harus bekerja keras untuk tetap menjaga kualitas menu yang ditawarkannya.
Lokasi yang dipilihnya tidak semata-mata untuk menjangkau pelanggan, tetapi juga untuk memberi kesempatan kepada masyarakat sekitar. Tia ingin warungnya menjadi tempat berkumpul yang memberikan nilai lebih, bukan sekadar tempat makan. Hal ini menjadi salah satu fokus utama dalam pengelolaan usaha.
Ia selalu berinovasi untuk menarik pelanggan baru. Selain menu standar, Tia mencoba memasukkan variasi baru berdasarkan umpan balik dari pelanggannya. Dengan cara ini, warungnya tetap relevan dan mampu bersaing di pasar yang semakin ketat.
Menu Khas Tia yang Ramah di Kantong dan Lezat
Menu andalan Tia adalah perpaduan kuliner Tradisional Indonesia yang telah disesuaikan dengan selera pelanggan. Dia memastikan setiap hidangan disiapkan dengan bahan-bahan segar dan berkualitas. Komitmennya terhadap kualitas adalah salah satu alasan mengapa pelanggan tetap setia.
Salah satu menu favorit di warungnya adalah nasi goreng spesial yang kaya akan rempah dan rasa. Selain itu, ia juga memiliki berbagai pilihan masakan seperti ayam bakar dan sayur asem yang menjadi favorit lokal. Rasa otentik ini sangat dihargai oleh para pelanggannya.
Harga yang ditawarkan pun bersahabat untuk semua kalangan, menjadikan warungnya sebagai tempat makan yang nyaman. Tia percaya bahwa makanan enak tidak harus mahal, dan ia membuktikannya setiap hari melalui hidangannya. Hal inilah yang membuat warungnya selalu ramai dikunjungi.